Malam Takbiran: Mesti Jokowi Niru Pak Harto

Malam Takbiran: Mesti Jokowi Niru Pak Harto

Oleh: Muslim Arbi

Tidak salah, ajakan Fahri Hamzah wakil Ketua DPR RI kepada Presiden Joko Widodo untuk memimpin Takbiran, malam kemarin adalah hal yang lumrah dan biasa saja. Presiden Suharto saja memukul beduk sebagai pertanda awal di mulai Takbiran secara nasional di era kepemimlinan nya.

Sindiran Fahri Hamzah, kepada Jokowi yang juga suka nonton konser agar pimpin takbiran adalah lumrah saja. Sekedar mengingat kan. Kalau nonton konser boleh. Mesti nya pimpin takbiran lebih boleh lagi. Tapi ternyata momen indah dan sangat penting terwatkan begitu.

Padahal, malam takbiran adalah malam sakrak menyambut 1 Syawwal. Mengagung kan kebesaran Allah, Tuhan Semesta Alam. Memuja dan memuji Nya adalah suatu kewajiban bagi siapa pun sebagai makhluk Ciptaan Nya. Momen malam Takbiran adalah momen sangat indah bagi kaum beriman.

Momen Takbiran dengan melantunkan kalimat2 kebesaran, keagungan, kemuliaan, pujian akan menggerakkan setiap jiwa menuju ke Khaliq Sang Pencipta dan Penguasa sejati. Momen itu jika di gunakan oleh Presiden Jokowi akan memberi kesan sebagai pemimpin sebuah Negeri Mayoritas Muslimin. Sungguh sayang terlewatkan begitu saja. Padahal itu adalah momen penting hari dan ke depan.

Jika Presiden Jokowi pimpin Takbir, maka aparat kepolisian dan kepala daerah tentu akan mencontoh nya. sehingga tidak ada pelarangan takbir keliling sekalipun. Karena Takbir keliling adalah bentuk siar dengan kumandang Asma2 Ilahi. Serentak senusantara akan menggelorakan suara2 merdu keaguangan dan kebesaran Ilahi Rabbi.

Bila itu terjadi, akan mendekatkan jarak dan mencairkan hubungan kekakuan antara Rezim ini dengan Umat Islam di sejumlah kasus yang ciptakan kerenggangan dan ketegangan yang melahirkan protes dan aksi demo di Ibu kota dan di berbagai Daerah.

Namun, momen penting itu terlewatkan, dan meski ada silaturahmi antara pimpinan Aksi massa 212 oleh Ustadz Bakhtiar Natsir dan beberapa Ulama ke Istana menemui Presiden Joko Widodo, belum tentu serta merta mencair kan kekakuan dan ketegangan di kalangan Umat. Apalagi belakangan ini berbagai kebijakan yang susahkan Rakyat dan Umat, seperti sial Tarif Listrik dan BBM yang akan mulai naik?

Takbir, membesarkan Asma Allah, membuang ego dan mengakui kelemahan hakiki manusia dan sebagai penguasa di tuntun mengayomi dan melindungi Rakyat Kecil Yang Lemah. Penguasa itu bukan Adigung Adi Guna. Jangan Mentang mentang. Mari lah bertakbir.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamdu.

Jakarta, 1 Syawwal 1438 H


*Repelita Online merupakan wadah untuk menyalurkan ide/gagasan/opini/aspirasi warga. Setiap opini/berita yang terbit di Repelita Online yang merupakan kiriman dari penulis merupakan tanggung jawab dari Penulis.
Join @Repelita Channel on Telegram

قالب وردپرس

from Dunia Viral Vedia http://ift.tt/2tcZGnN

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Malam Takbiran: Mesti Jokowi Niru Pak Harto"

Posting Komentar